Tuesday, May 1, 2007

In The Name Of ALLAH


Assalamu alaikum:

At a time when watches, cellphones and other constant reminders
of what time it is did not exist, the Prophet Muhammad, peace and
blessings be upon him, was a remarkably punctual man.

This commitment to punctuality reflects good time management in
all aspects of his life. Our beloved role model, the mercy to all
human beings, knew that time, more than money, is life's most
valuable asset. And he knew how to balance this blessing of God.

The Prophet was able to spend time with his family without being
rushed; he could offer his prayers and then play around with the
neighborhood kids; he could discuss community affairs with the
right number of minutes to focus on an issue and then move on to
other things.

How did he do it? Seventh century Arabia of course is not 21st
century America. But time in these last 1400-plus years hasn't
changed. We still have the same 24 hours, 1,440 minutes and
86,400 seconds all of humanity has had and continues to have
every day. The question is, what are we using this blessing of
Allah for?

Time is the currency with which we "buy" our thoughts, words and
actions for which we will be accountable for on the Day of
Judgment. Don't think that hour wasted at Starbucks won't come
back to you. It will – on the Day of Judgment. And don't think
that those extra five minutes spent helping someone lost find
their way or digging into your pocket to drop some change into a
panhandler's cup don't matter. They do. And they, too, will come. 
By : Irwan F. Rachman




Tuesday, April 24, 2007

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SMP

Kepala Sekolah dituntut kompetensinya yang meliputi berbagai aspek, yaitu antara lain :
1. wawasan,
2. manajemen sekolah,
3. pemahaman yang sistematis terhadap kurikulum,
4. pengembangan sekolah, aspek keuangan dan pemahaman terhadap sistem informasi.
Berikut ini adalah kompetensi kepala sekolah SMP.
1. Memiliki Landasan dan Wawasan Pendidikan
Memahami landasan pendidikan: filosofi, disiplin ilmu (ekonomi, psikologi, sosiologi, budaya, politik), dan ilmiah.
Memahami dan menghayati hakikat manusia, hakikat masyarakat, hakikat pendidikan, hakikat sekolah, hakikat guru, hakikat peserta didik dan hakikat proses belajar mengajar
Memahami aliran-aliran pendidikan
Menerapkan pendekatan sistem dalam sekolah
Memahami, menghayati, dan melaksanakan tujuan dan fungsi pendidikan nasional
Memahami kebijakan, perencanaan, dan program pendidikan nasional, propinsi, dan kabupaten/kota
Memahami kebijakan, perencanaan, dan program pendidikan di SLTP
2. Memahami Sekolah sebagai Sistem
Menggunakan sistem sebagai pegangan cara berfikir, cara mengelola dan cara menganalisis sekolah
Mengidentifikasi dan mengembangkan jenis-jenis input sekolah
Mengembangkan proses sekolah (proses belajar mengajar, pengkoordinasian, pengambilan keputusan, pemberdayaan, pemotivasian, pemantauan, pensupervisian, pengevaluasian dan pengakreditasian).
Meningkatkan output sekolah (kualitas, produktivitas, efisiensi, efektivitas, dan inovasi)
Memahami dan menghayati Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Melaksanakan SPM secara tepat
Memahami lingkungan sekolah sebagai bagian dari sistem sekolah yang bersifat terbuka
3. Memahami Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Memahami dan menghayati hakikat otonomi pendidikan
Memahami dan menghayati hakikat pendidikan berbasis masyarakat (community based education).
Memahami dan menghayati arti, tujuan dan karakteristik manajemen berbasis sekolah (school based management)
Memahami kewenangan sekolah dalam kerangka otonomi pendidikan
Memahami, menghayati, dan melaksanakan tahap-tahap implementasi manajemen berbasis sekolah
Mengevaluasi tingkat keberhasilan manajemen berbasis sekolah.
4. Merencanakan Pengembangan Sekolah
Mengidentifikasi dan menyusun profil sekolah
Mengembangkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah
Mengidentifikasi fungsi-fungsi (komponen-komponen) sekolah yang diperlukan untuk mencapai setiap sasaran sekolah
Melakukan analisis SWOT terhadap setiap fungsi dan faktor-faktornya
Mengidentifikasi dan memilih alternatif-alternatif pemecahan setiap persoalan
Menyusun rencana pengembangan sekolah
Menyusun program, yaitu mengalokasikan sumberdaya sekolah untuk merealisasikan rencana pengembangan sekolah
Menyusun langkah-langkah untuk merealisasikan rencana pengembangan sekolah
Membuat target pencapaian hasil untuk setiap program sesuai dengan waktu yang ditentukan (milestone)
5. Mengelola Kurikulum
Memfasilitasi sekolah untuk membentuk dan memberdayakan tim pengembang kurikulum
Memberdayakan tenaga kependidikan sekolah agar mampu menyediakan dokumen-dokumen kurikulum
Memfasilitasi guru untuk mengembangkan standar kompetensi setiap mata pelajaran
Memfasilitasi guru untuk menyusun silabus setiap mata pelajaran
Memfasilitasi guru untuk memilih buku sumber yang sesuai untuk setiap mata pelajaran
Mengarahkan tenaga kependidikan untuk menyusun rencana dan program pelaksanaan kurikulum
Membimbing guru dalam mengembangkan dan memperbaiki proses belajar mengajar
Mengarahkan tim pengembang kurikulum untuk mengupayakan kesesuaian kurikulum dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dan kebutuhan peserta didik
Menggali dan memobilisasi sumberdaya pendidikan
Mengidentifikasi kebutuhan bagi pengembangan kurikulum lokal
Mengevaluasi pelaksanaan kurikulum
6. Mengelola Tenaga Kependidikan
Mengidentifikasi karakteristik tenaga kependidikan yang efektif
Merencanakan tenaga kependidikan sekolah (permintaan, persediaan, dan kesenjangan)
Merekrut, menyeleksi, menempatkan, dan mengorientasikan tenaga kependidikan baru
Mengembangkan profesionalisme tenaga kependidikan
Memanfaatkan dan memelihara tenaga kependidikan
Menilai kinerja tenaga kependidikan
Mengembangkan sistem pengupahan, reward, dan punishment yang mampu menjamin kepastian dan keadilan
Melaksanakan dan mengembangkan sistem pembinaan karir
Memotivasi tenaga kependidikan
Membina hubungan kerja yang harmonis
Memelihara dokumentasi personel sekolah atau mengelola administrasi personel sekolah
Mengelola konflik
Melakukan analisis jabatan dan menyusun uraian jabatan tenaga kependidikan
Memiliki apresiasi, empati, dan simpati terhadap tenaga kependidikan
7. Mengelola Sarana dan Prasarana
Mengupayakan ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana sekolah (laboratorium, perpustakaan, kelas, peralatan, perlengkapan, dsb.)
Mengelola program perawatan preventif, pemeliharaan, dan perbaikan sarana dan prasarana
Mengidentifikasi spesifikasi sarana dan prasarana sekolah
Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
Mengelola pembelian/pengadaan sarana dan prasarana serta asuransinya
Mengelola administrasi sarana dan prasarana sekolah
Memonitor dan mengevaluasi sarana dan prasarana sekolah
8. Mengelola Kesiswaan
Mengelola penerimaan siswa baru
Mengelola pengembangan bakat, minat, kreativitas dan kemampuan siswa
Mengelola sistem bimbingan dan konseling yang sistematis
Memelihara disiplin siswa
Menyusun tata tertib sekolah
Mengupayakan kesiapan belajar siswa (fisik, mental)
Mengelola sistem pelaporan perkembangan siswa
Memberikan layanan penempatan siswa dan mengkoordinasikan studi lanjut
9. Mengelola Keuangan
Menyiapkan anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang berorientasi pada program pengembangan sekolah secara transparan
Menggali sumber dana dari pemerintah, masyarakat, orangtua siswa dan sumbangan lain yang tidak mengikat
Mengembangkan kegiatan sekolah yang berorientasi pada income generating activities
Mengelola akuntansi keuangan sekolah (cash in and cash out)
Membuat aplikasi dan proposal untuk mendapatkan dana dari penyandang dana
Melaksanakan sistem pelaporan penggunaan keuangan
10. Mengelola Hubungan Sekolah-Masyarakat
Memfasilitasi dan memberdayakan Dewan Sekolah/Komite Sekolah sebagai perwujudan pelibatan masyarakat terhadap pengembangan sekolah
Mencari dan mengelola dukungan dari masyarakat (dana, pemikiran, moral dan tenaga, dsb) bagi pengembangan sekolah
Menyusun rencana dan program pelibatan orangtua siswa dan masyarakat
Mempromosikan sekolah kepada masyarakat
Membina kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat
Membina hubungan yang harmonis dengan orangtua siswa
11. Mengelola Kelembagaan
Menyusun sistem administrasi sekolah
Mengembangkan kebijakan operasional sekolah
Mengembangkan pengaturan sekolah yang berkaitan dengan kualifikasi, spesifikasi, prosedur kerja, pedoman kerja, petunjuk kerja, dsb.
Melakukan analisis kelembagaan untuk menghasilkan struktur organisasi yang efisien dan efektif
Mengembangkan unit-unit organisasi sekolah atas dasar fungsi
12. Mengelola Sistem Informasi Sekolah
Mengembangkan prosedur dan mekanisme layanan sistem informasi, serta sistem pelaporan
Mengembangkan pangkalan data sekolah (data kesiswaan, keuangan, ketenagaan, fasilitas, dsb)
Mengelola hasil pangkalan data sekolah untuk merencanakan program pengembangan sekolah
Menyiapkan pelaporan secara sistematis, realistis dan logis
Mengembangkan SIM berbasis komputer
13. Memimpin Sekolah
Memahami teori-teori kepemimpinan
Memilih strategi yang tepat untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah
Memiliki power dan kesan positif untuk mempengaruhi bawahan dan orang lain
Memiliki kemampuan (intelektual dan kalbu) sebagai smart school principal agar mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di lingkungannya
Mengambil keputusan secara terampil (cepat, tepat dan cekat)
Mendorong perubahan (inovasi) sekolah
Berkomunikasi secara lancar
Menggalang teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis
Mendorong kegiatan yang bersifat kreatif
Menciptakan sekolah sebagai organisasi belajar (learning organization)
14. Mengembangkan Budaya Sekolah
Menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan sekolah yang demokratis
Membentuk budaya kerjasama (school corporate culture) yang kuat
Menumbuhkan budaya profesionalisme warga sekolah
Menciptakan iklim skeolah yang kondusif-akademis
Menumbuhkembangkan keragaman budaya dalam kehidupan sekolah
Mengembangkan budaya kewirausahaan sekolah
15. Memiliki dan Melaksanakan Kreatifitas, Inovasi dan Jiwa Kewirausahaan
Memahami dan menghayati arti dan tujuan perubahan (inovasi) sekolah
Menggunakan metode, teknik dan proses perubahan sekolah
Menumbuhkan iklim yang mendorong kebebasan berfikir untuk menciptakan kreativitas dan inovasi
Mendorong warga sekolah untuk melakukan eksperimentasi, prakarsa/keberanian moral untuk melakukan hal-hal baru
Menghargai hasil-hasil kreativitas warga sekolah dengan memberikan rewards
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan warga sekolah
16. Mengembangkan Diri
Mengidentifikasi karakteristik kepala sekolah tangguh (efektif)
Mengembangkan kemampuan diri pada dimensi tugasnya
Mengembangkan dirinya pada dimensi proses (pengambilan keputusan, pengkoordinasian/penyerasian, pemberdayaan, pemrograman, pengevaluasian, dsb.)
Mengembangkan dirinya pada dimensi lingkungan (waktu, tempat, sumberdaya dan kelompok kepentingan)
Mengembangkan keterampilan personal yang meliputi organisasi diri, hubungan antarmanusia, pembawaan diri, pemecahan masalah, gaya bicara dan gaya menulis
17. Mengelola Waktu
Mengelola waktu belajar
Mengelola waktu bimbingan dan konseling
Mengelola waktu penilaian
Mengelola waktu ekstra kurikuler
Mengelola waktu rekreasi
Mengelola waktu hari-hari besar/libur
18. Menyusun dan Melaksanakan Regulasi Sekolah
Merumuskan regulasi sekolah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Melaksanakan regulasi sekolah secara tepat dan mendorong penegakan hukum (law enforcement)
Menjamin adanya kepastian dan keadilan untuk memperoleh layanan pendidikan bagi warga sekolah
Menjamin pemerataan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan (equity and equality of educational opportunity)
19. Memberdayakan Sumberdaya Sekolah
Mengidentifikasi potensi-potensi sumberdaya sekolah yang dapat dikembangkan
Memahami tujuan pemberdayaan sumberdaya
Mengemukakan karakteristik sekolah berdaya
Mengemukakan contoh-contoh yang dapat membuat sekolah berdaya
Merencanakan cara-cara memberdayakan sekolah
Melaksanakan pemberdayaan sekolah
Menilai tingkat keberdayaan sekolah
20. Melakukan Koordinasi/Penyerasian
Mengkoordinasikan/menyerasikan sumberdaya sekolah dengan tujuan sekolah
Menyiapkan input manajemen untuk mengelola sumberdaya
Mengintegrasikan permasalahan dan menyinkronkan ketatalaksanaan program
Menyusun mekanisme koordinasi antar unit-unit organisasi sekolah
21. Mengambil Keputusan secara Terampil
Menjaring informasi berkualitas sebagai bahan untuk mengambil keputusan
Mengambil keputusan secara terampil (cepat, tepat, cekat)
Memperhitungkan akibat pengambilan keputusan dengan penuh perhitungan (least cost and most benefit)
Menggunakan sistem informasi sekolah sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
22. Melakukan Monitoring dan Evaluasi
Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik monitoring dan evaluasi
Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi sekolah
Mengidentifikasi indikator-indikator sekolah yang efektif dan menyusun instrumen
Menggunakan teknik-teknik monitoring dan evaluasi
Menyosialisasikan dan mengarahkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi
Menganalisis data monitoring dan evaluasi
Memiliki komitmen kuat untuk memperbaiki kinerja sekolah berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
23. Melaksanakan Supervisi (Penyeliaan)
Memahami dan menghayati arti, tujuan dan teknik supervisi
Menyusun program supervisi pendidikan
Melaksanakan program supervisi
Memanfaatkan hasil-hasil supervisi
Melaksanakan umpan balik dari hasil supervisi
24. Menyiapkan, Melaksanakan dan Menindaklanjuti Hasil Akreditasi
Memahami dan mensosialisasikan aspek-aspek yang diakreditasi
Melakukan evaluasi diri
Memfasilitasi pelaksanaan akreditasi
Menindaklanjuti hasil akreditasi untuk meningkatkan mutu sekolah
25. Membuat Laporan Akuntabilitas Sekolah
Menyebutkan dan memahami konsep-konsep laporan
Membuat laporan akuntabilitas kinerja sekolah
Mempertanggungjawabkan hasil kerja sekolah kepada stakeholders
Membuat keputusan secara cepat, tepat, dan cekat berdasarkan hasil pertanggungjawaban
Memperbaiki perencanaan sekolah untuk jangka pendek, menengah dan panjang



PENCURI KAIN KAFAN

Di zaman Nabi Musa a.s. ada seorang hamba Allah yang kerjanya mencuri. Sudah 40 tahun dia mencuri. Suatu hari, dia terlihat Nabi Musa a.s. sedang berjalan. Terlintas di hatinya untuk berjalan bersama Nabi Musa a.s. Katanya; “ Kalau aku dapat berjalan bersama Nabi Musa, mudah-mudahan ada juga berkatnya untuk aku.”

Tetapi setelah difikirkannya semula, dia tidak jadi melangsungkan niatnya itu. Dia berkata, “Aku ini pencuri. Manalah layak pencuri macam aku ini berjalan bersama seorang nabi.” Sejurus kemudian, dia terlihat pula seorang abid berlari-lari anak mengejar Nabi Musa a.s. dari belakang. Si abid ini telah beribadah secara istiqamah selama 40 tahun dan dikenali orang. Si pencuri itu berkata di dalam hatinya, “Baik aku berjalan bersama si abid ini. Moga-moga ada juga baiknya untuk aku.”

Lantas si pencuri menghampiri si abid dan meminta kebenaran untuk berjalan bersamanya. Apabila ternampak sahaja si pencuri, si abid terkejut dan terus merasa takut. Dia berkata di dalam hatinya, “Celaka aku! Kalau si pencuri ini berjalan bersama aku, takut-takut nanti rosak segala kebaikan dan amalanku.”

Si abid terus berlari laju supaya si pencuri tidak dapat ikut. Si pencuri tadi terus mengikut si abid kerana hendak berjalan bersamanya. Akhirnya kedua-dua mereka sampai serentak kepada Nabi Musa a.s.

Nabi Musa a.s. terus berpaling dan bersabda kepada mereka berdua, “ Aku baru sahaja mendapat wahyu dari Allah Taala supaya memberitahu kamu berdua bahawa segala amalan baik dan buruk kamu telah dimansuhkan oleh Allah.” Maka terkejutlah si abid dan si pencuri tadi. Berbahagialah si pencuri kerana segala dosanya mencuri selama 40 tahun telah diampunkan oleh Allah. Celaka dan dukacitalah si abid kerana segala amalan dan ibadahnya selama 40 tahun telah ditolak dan tidak diterima oleh Allah.

Rupa-rupanya si pencuri itu, walaupun kerjanya mencuri, dia tidak suka akan perbuatannya itu. Dia miskin dan tanggungannya banyak. Masyarakat ketika itu sudah rosak dan orang kaya enggan membantu fakir miskin. Dia mencuri kerana terpaksa. Oleh itu, setiap kali dia mencuri, dia amat merasa bersalah dan berdosa. Jiwanya terseksa dan menderita. Selama 40 tahun dia menanggung rasa berdosa itu dan selama itu juga jiwanya parah menanggung derita. Selama 40 tahun hatinya merintih meminta belas kasihan, keampunan dan mengharapkan kasih sayang Tuhan.

Si abid pula, amat yakin ibadahnya mampu menyelamatkannya. Dia yakin ibadahnya akan dapat membeli Syurga. Setiap kali dia beribadah, dia rasa dirinya bertambah baik. Setiap kali dia beribadah, dia rasa dirinya bertambah mulia. Selama 40 tahun si abid ini mendidik hatinya supaya merasa lebih baik dan lebih mulia setiap kali dia membuat ibadah. Hingga dia rasa tidak layak bergaul, inikan pula berjalan bersama orang yang hina dan berdosa. Dia rasa dia hanya layak berjalan bersama para Nabi.

Maha Suci Allah yang mengetahui segala isi hati manusia. Yang tidak melihat akan amalan-amalan lahir tetapi apa yang ada di dalam hati. Yang menilai hamba-Nya mengikut apa yang termampu oleh hamba-Nya dan tidak lebih dari itu. Yang menguji manusia dengan kesusahan dan nikmat untuk mengetahui siapa di kalangan hamba-hamba-Nya yang benar-benar berjiwa hamba dan merasa bahawa Allah itu Tuhannya.



PENDORONG RAKIT DAN SEORANG WALI

Diceritakan oleh sebahagian orang salih:
Pekerjaanku adalah sebagai penolak rakit di sungai, yakni aku memindahkan penumpang dari satu tebing sungai ke tebingnya yang lain. Hal itu sudah ku lakukan sejak bertahun-tahun lamanya. Pada suatu hari, datanglah seorang lelaki tua yang sangat bersinar-sinar wajahnya, ia mendekatiku lalu memberi salam. Aku pun membalas salamnya dengan baik.

"Tuan!" berkata orang tua itu kepadaku. "Bolehkah tuan menyeberangkanku ke tebing sebelah sana secara ikhlas lillahi ta'ala?"

"Boleh," jawabku. "Aku boleh membawamu ke sana dengan ikhlas, tanpa bayaran!" Lelaki tua itu pun menaiki rakitku dan aku pun menjalankan rakit itu menuju ke tebing yang sebelah. Saat tiba di tebing sana, orang itu berkata lagi:

"Tuan, aku akan memberikan sesuatu kepada tuan, bolehkah tuan menjaganya?"

"Apakah itu?" tanyaku kepadanya. "Hanya suatu bungkusan dan sebilah tongkat. Apabila datang hari besok hampir waktu Zohor, tuan akan menemukan diriku mati di bawah pohon itu," dia berkata begitu sambil menunjukkan pohon yang dimaksudkan. Kemudian dia menyambung pesanannya lagi:

"Maka mandikan dan bungkuslah aku dengan kain yang ada di bawah kepalaku, kemudian sholatkanlah aku dan kebumikan aku di bawah pohon itu. Setelah itu ambillah bungkusan ini serta tongkatnya lalu simpanlah dia baik-baik. Sewaktu-waktu kalau ada orang yang memintanya berikanlah kepadanya!" pesannya dengan sungguh-sungguh.

"Itu saja pesananmu?!" tanyaku lagi, Dia mengangguk-anggukkan kepalanya. "Baiklah," kataku dengan penuh kchairanan. Malam itu aku tak dapat tidur kerana terus memikirkan keadaan orang itu. Betulkah dia akan mati, seperti yang dia katakan? Kalau tidak, buat apa aku memikul bebanan amanat ini! Apabila menjelang pagi, aku segera pergi ke tempat rakitku untuk bekerja, sambil menunggu waktu yang ditetapkannya itu.

Apablia menjelang waktu Zohor, aku pun duduk termangu-mangu dan hatiku berdebar-debar. Tiba-tiba aku terlena dan terus tertidur, dan baru bangun ketika waktu menjelang Asar. Aku teringat akan janjiku kepada lelaki tua itu, dan aku cepat-cepat menuju ke bawah pohon yang ditunjukkan kepadaku semalam. Ternyata benar lelaki itu telah meninggal dunia di sana, dan wajahnya semakin bersinar-sinar.

"Inna Lillaahi Wa Innaa llaihi Raji'uun!" lisanku mengucap. Aku pun segera menyelenggarakan mayatnya, memandikannya lalu membungkusnya dengan kain yang diletakkan di bawah kepalanya yang baunya sangat harum sekali. Kemudian mensholatinya dan menggali kubur di bawah pohon. Ternyata di sana telah terdapat kuburan yang dibuat dari batu yang sangat halus sekali buatannya. Aku masukkan jasad itu ke dalamnya, lalu menimbuni kubur itu dengan tanah, dan aku ambil bungkusan serta tongkat titipannya dan menyimpannya di rumah.

Hari itu, aku terpaksa bekerja sampai pagi untuk menggantikan masa aku gunakan untuk menyelenggarakan pengebumian mayat lelaki tua tadi. Apabila menjelang fajar, datanglah seorang pemuda kepadaku seraya memandangku dengan pandangan yang tajam sekali. Setelah aku mengamat-amatinya, aku mengenalinya. la adalah seorang pemuda yang biasa bermain sandiwara, dan biasa menyanyi dan menari. la memakai baju yang tipis, sementara jari-jarinya penuh dengan pacar. Pemuda itu mendekatiku seraya memberi salam. Aku membalas salamnya. la bertanya:

"Benarkah tuan ini fulan bin fulan?" aku hairan bagaimana dia tahu namaku.

"Betul", jawabku. "Jika demikian, di manakah amanat itu?"

"Amanat apa?" tanyaku kembali.

"Sebuah bungkusan dan sebilah tongkat," pemuda itu memberitahuku.

"Siapakah yang memberitahukan hal itu kepadamu?"

"Aku sendiri tak mengerti," jawabnya, "tapi tadi malam aku sedang di rumah teman untuk meraikan pesta perkahwinan. Aku menari-nari serta menyanyi sampai jauh malam dan aku pun tidur di sana. Tiba-tiba datang seorang yang tak ku kenal membangunkanku seraya berkata:

"Wahai pemuda, bangunlah! Ketahuilah bahawa Allah s.w.t. telah mematikan seorang walinya, dan menjadikan dirimu sebagai gantinya. Nah pergilah sekarang juga dan temui fulan bin fulan yang bekerja sebagai penolak rakit, dan ketahuilah bahawa sesungguhnya wali Allah yang mati itu meninggalkan amanah untukmu, iaitu berupa sebuah bungkusan dan sebilah tongkat."

Aku benar-benar kehairanan mendengar penuturan pemuda itu, dan aku pun menyerahkan kedua amanah itu kepadanya. la menerimanya lalu menanggalkan pakaiannya yang di atas badan, kemudian mandi dan berwudhuk, lalu membuka bungkusan itu yang ternyata di dalamnya ada sepasang pakaian, lalu memakainya, dan memegang tongkat. Kemudian dia datang kepadaku seraya berkata:

"Terima kasih kerana kau sanggup menjaga amanat ini, semoga Tuhan saja yang membalasmu!"

Kemudian pemuda itu pergi meninggalkanku. Ke mana dia pergi, aku pun tidak tahu. Di sepanjang-panjang hari itu, aku terus memikirkan tentang pemuda itu, dan bagaimana dia dengan kehidupannya yang lalai dan sia-sia boleh menerima amanat wali yang mati itu. Bila aku merasa penat, aku pun tidur. Dalam tidurku itu aku mendengar suatu suara yang mengatakan:

"Wahai hamba Allah! Apakah engkau keberatan jika Allah berkenan melimpahkan kurnianya kepada hambanya yang selalu membuat derhaka kepadaNya? Ketahuilah, bahawa Allah berhak sepenuhnya untuk memberikan kelebihannya kepada sesiapa pun, takdirnya adalah menurut iradatnya!"

Pada masa itulah, aku terkejut dari tidurku, lalu bangun menangis sejadi-jadinya. Dalam menangis itu aku bermohon: "Ya Allah! Berilah hambamu ini rahmat dan belas-kasihmu! Berilah pertolongan untuk berbakti kepadamu, bersyukur atas segala nikmatmu, dan bersabar atas segala cubaanmu! Amin" -----------------------------------------------------------------------------

Keyakinan Dan Prasangka Baik

Seorang murid mendambakan syeikh yang akan menyampaikannya kepada Allah. Meski sudah berusaha keras, ia tak berhasil menemukan syeikh yang diidamkan. Suatu hari ada yang berkata kepadanya bahawa ia tidak akan menemukan seorang syeikh yang dapat menyampaikannya kepada Allah kecuali Fulan bin Fulan yang tinggal disuatu kota. Ia pun segera berangkat ke kota itu. Setelah sampai di sana, ia menanyakan tentang orang yang dimaksud. Penghuni kota menunjukkan kepadanya seorang lelaki yang berperangai buruk dan suka bermaksiat. Ia mendatangi rumah orang itu dan mengetuk pintunya.

"Siapa?" tanya pemilik rumah.

"Fulan," jawabnya.

Pemilik rumah sedang menunggu orang yang kebetulan namanya sama dengan nama si murid. Ia telah berjanji kepadanya untuk bersenang-senang dengan wanita dan minum minuman memabukkan. Ia lalu membukakan pintu kerana mengira bahawa tamu itu adalah temannya.

Si murid masuk ke dalam rumah. Ketika menatap wajah pemilik rumah, ia lalu duduk bersimpuh dan menangis. Pertemuan dengan sang calon syeikh ini begitu mengharukannya sehingga ia tidak melihat wanita-wanita dan minuman keras yang ada di situ."Apa yang terjadi denganmu?" tanya pemilik rumah kehairanan. "Aku ingin agar kamu menyampaikan aku kepada Allah. Aku telah berusaha mencari guru, tetapi tidak menemukan selain kamu," kata si murid dengan suara sendu. Kerana ingin segera terbebas dari orang yang tampak aneh ini, lelaki itu berkata sekenanya, "Pergilah ke tempat A, di bawah gunung B. Di sana akan kamu temukan air. Berwudhulah dengan air itu kemudian beribadahlah di situ sampai Allah memberimu fath."

Si murid segera keluar melaksanakan perintah syeikhnya. Ia beribadah dengan sungguh-sungguh sampai akhirnya Allah memberinya fath. Setelah menerima fath dari Allah, ia akhirnya tahu bahawa orang yang selama ini dianggap sebagai syeikhnya ternyata adalah manusia yang berperangai buruk dan suka bermaksiat kepada Allah.

Si murid kemudian mulai dikenal orang. Kesolehannya menjadi buah bibir masyarakat. Manusia mulai berdatangan, ada yang ingin menuntut ilmu, ada juga yang sekadar ingin memperoleh keberkahan. Bertambah hari muridnya bertambah banyak. Suatu hari ia jatuh sakit. Ketika penyakitnya menjadi semakin parah, para muridnya bertanya, "Guru, siapa yang akan kamu angkat untuk menggantikan kedudukanmu jika kamu wafat."


Sunday, April 15, 2007

TEORI MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)

Artikel sederhana oleh : irwan fathurrahman
1.MBS Dalam Teori
MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dengan maksud agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan. MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dengan maksud agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan. Pada sistem MBS sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah. MBS juga merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi siswa. Hal ini juga berpotensi untuk meningkatkan kinerja staf, menawarkan partidipasi langsung kepada kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman kepada masyarakat terhadap pendidikan. Pengertian MBS “Suatu konsep yang menempatkan kekuasaan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar “ Tujuan MBS Tujuan utama penerapan MBS pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap pembelajaran di serahkan kepada unit yang paling dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri yaitu sekolah. Disamping itu untuk memberdayakan sekolah agar sekolah dapat melayani masyarakat secara maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat tersebut. Tujuan penerapan MBS adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan (otonomi) kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif.
Lebih rincinya MBS bertujuan untuk:
1. meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
2. meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendiikan melalui pengambilan keputusan bersama;
3. meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya; dan
4. meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
Prinsip dan Implementasi MBS Prinsip utama pelaksanaan MBS ada 5 (lima) hal yaitu:
1. Fokus pada mutu
2. Bottom-up planning and decision making
3. Manajemen yang transparan
4. Pemberdayaan masyarakat Peningkatan mutu secara berkelanjutan
Prinsip MBS Dalam mengimplementasikan MBS terdapat 4 (empat) prinsip yang harus difahami yaitu:
1. kekuasaan;
2. pengetahuan;
3. sistem informasi; dan
4. sistem penghargaan.
Kekuasaan Kepala sekolah memiliki kekuasaan yang lebih besar untuk mengambil keputusan berkaitan dengan kebijakan pengelolaan sekolah dibandingkan dengan sistem pendidikan sebelumnya. Kekuasaan ini dimaksudkan untuk memungkinkan sekolah berjalan dengan efektif dan efisien. Kekuasaan yang dimiliki kepala sekolah akan efektif apabila mendapat dukungan partisipasi dari berbagai pihak, terutama guru dan orangtua siswa. Seberapa besar kekuasaan sekolah tergantung seberapa jauh MBS dapat diimplementasikan. Pemberian kekuasaan secara utuh sebagaimana dalam teori MBS tidak mungkin dilaksanakan dalam seketika, melainkan ada proses transisi dari manajemen yang dikontrol pusat ke MBS.
Kekuasaan yang lebih besar yang dimiliki oleh kepala sekolah dalam pengambilan keputusan perlu dilaksanakan dengan demokratis antara lain dengan:
1. melibatkan semua fihak, khususnya guru dan orangtua siswa.
2. membentuk tim-tim kecil di level sekolah yang diberi kewenangan untuk mengambil keputusan yang relevan dengan tugasnya
3. menjalin kerjasama dengan organisasi di luar sekolah.
Pengetahuan Kepala sekolah dan seluruh warga sekolah harus menjadi seseorang yang berusaha secara terus menerus menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah. Untuk itu, sekolah harus memiliki sistem pengembangan sumber daya manusia (SDM) lewat berbagai pelatihan atau workshop guna membekali guru dengan berbagai kemampuan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Pengetahuan yang penting harus dimiliki oleh seluruh staf adalah:
1. pengetahuan untuk meningkatkan kinerja sekolah,
2. memahami dan dapat melaksanakan berbagai aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan quality assurance, quality control, self assessment, school review, bencmarking, SWOT, dll).
Sistem Informasi Sekolah yang melakukan MBS perlu memiliki informasi yang jelas berkaitan dengan program sekolah. Informasi ini diperlukan agar semua warga sekolah serta masyarakat sekitar bisa dengan mudah memperoleh gambaran kondisi sekolah. Dengan informasi tersebut warga sekolah dapat mengambil peran dan partisipasi. Disamping itu ketersediaan informasi sekolah akan memudahkan pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas sekolah. Infornasi yang amat penting untuk dimiliki sekolah antara lain yang berkaitan dengan: kemampuan guru dan Prestasi siswa
Sistem Penghargaan Sekolah yang melaksanakan MBS perlu menyusun sistem penghargaan untuk memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang berprestasi. Sistem penghargaan ini diperlukan untuk mendorong karier warga sekolah, yaitu guru, karyawan dan siswa. Dengan sistem ini diharapkan akan muncul motivasi dan ethos kerja dari kalangan sekolah. Sistem penghargaan yang dikembangkan harus bersifat adil dan merata.
2.Kewenangan yang Didesentralisasikan
Perencanaan dan Evaluasi Sekolah diberi kewenangan untuk melakukan perencanaan sekolah sesuai dengan kebutuhannya (school-based plan). Oleh karena itu, sekolah harus melakukan analisis kebutuhan mutu dan berdasarkan hasil analisis kebutuhan mutu inilah kemudian sekolah membuat rencana peningkatan mutu. Sekolah diberi wewenang untuk melakukan evaluasi, khususnya evaluasi yang dilakukan secara internal. Evaluasi internal dilakukan oleh warga sekolah untuk memantau proses pelaksanaan dan untuk mengevaluasi hasil program-program yang telah dilaksanakan. Evaluasi semacam ini sering disebut evaluasi diri. Evaluasi diri harus jujur dan transparan agar benar-benar dapat mengungkap informasi yang sebenarnya.
Pengelolaan Kurikulum Kurikulum yang dibuat oleh Pemerintah Pusat adalah kurikulum standar yang berlaku secara nasional. Padahal kondisi sekolah pada umumnya sangat beragam. Oleh karena itu, dalam impelentasinya sekolah dapat mengembangkan (memperdalam, memperkaya, dan memodifikasi), namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Selain itu, sekolah diberi kebebasan untuk mengembanhgkan kurikulum muatan lokal.
Pengelolaan Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik-teknik pembelajaran dan penagjaran yang paling efektif, sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah. Secara umum, strategi/metode/teknik pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) lebih mampu memberdayakan pembelajaran siswa.
Pengelolaan Ketenagaan Pengelolaan ketenagaaan, mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, rekrutmen, pengembangan, hadiah dan sanksi (reward and punishment), hubungan kerja, sampai evaluasi kinerja tenaga kerja sekolah (guru, tenaga administrasi, laboran, dan sebagainya) dapat dilakukan oleh sekolah, kecuali yang menyangkut pengupahan/imbal jasa dan rekrutmen guru pegawai negeri yang sampai saat ini masih ditangani oleh Pemerintah Pusat/Daerah.
Pengelolaan Fasilitas (Peralatan dan Perlengkapan) Pengelolaan fasilitas sudah seharusnya dilakukan oleh sekolah, mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan, hingga sampai pengembangan. Hal ini didasarkan oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas, baik kecukupan, kesesuaian, maupun kemutakhirannya.
Pengelolaan Keuangan Pengelolaan keuangan, terutama pengalokasian/penggunaan uang sudah sepantasnya dilakukan oleh sekolah. Hal ini juga didasari oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling memahami kebutuhannya sehingga desentraslisasi pengalokasian/penggunaan uang sudah seharusnya dilimpahkan ke sekolah. Sekolah juga harus diberi kebebasan untuk melakukan “kegiatan-kegiatan yang mendatangkan penghasilan” (income generating activities) sehingga sumber keuangan tidak semata-mata tergantung pada pemerintah.
Pelayanan Siswa Pelayanan siswa, mulai dari penerimaan siswa baru, pengembangan/pembinaan/ pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah atau untuk memasuki dunia kerja hingga sampai pada pengurusan alumni, sebenarnya dari dahulu sudah didesentralisasikan. Karena itu, yang diperlukan adalah peningkatan intensitas dan ekstensitasnya.
Hubungan Sekolah-Masyarakat Esensi hubungan sekolah-masyarakat adalah untuk meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat terutama dukungan moral dan finansial. Dalam arti yang sebenarnya, hubungan sekolah-masyarakat dari dahulu sudah didesentraslisasikan. Oleh karena itu, sekali lagi yang dibutuhkan adalah peningkatan intensitas dan ekstensitas hubungan sekolah-masyarakat.
Pengelolaan Iklim Sekolah Iklim sekolah (fisik dan non fisik) yang kondusif-akademik merupakan prasyarat bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang efektif. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan harapan/espektasi yang tinggi dari warga sekolah, kesehatan sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang terpusat pada siswa (student-centered activities) adalah contoh-contoh iklim sekolah yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Iklmi sekolah sudah merupakan kewenangan sekolah sehingga yang diperlukan adalah upaya-upaya yang lebih intensif dan ekstensif.